Binjai.SRN I Dugaan kasus Black Campaign (Kampanye gelap) mendekati pemilihan Kepala Daerah di Kota Binjai yang menunggu beberapa hari lagi mulai menerang.
Meskipun pendaftaran calon Pemilihan Kepala Daerah akan berakhir pada bulan Agustus 2024, namun aksi Kampanye Hitam (Black Campaign) mulai perlahan-lahan dijalankan oleh para ASN jajaran Kota Binjai.
Diduga salah satu sebagai bentuk loyalitas ASN Kota Binjai, sosok incumbent Amir Hamzah diketahui telah mendapatkan rekomendasi untuk kembali berkontenstasi menjadi walikota Binjai untuk Priode akan datang, mulai banyak dipertontonkan.
Sayangnya, Amir Hamzah terlihat banyak menggunakan kekuasaan sebagai walikota Binjai untuk melakukan dugaan black Campaign lantaran masih berstatus walikota Binjai.
Salah satu bentuk kejahatan Pemilihan Umum (Pemilu) di Kota Binjai yang dilakukan oleh ASN Kota Binjai, menjabat sebagai Camat Binjai Timur, Fajar Muklif Lubis, telah menyalahi aturan.
Diduga sebagai bentuk loyalitas dan dukungan kepada Wali Kota Binjai, Amir Hamzah, yang juga disebut- sebut sebagai pamannya, Fajar Muklif Lubis alumni STPDN ini berani melakukan Black Campaign (Kampanye Hitam) hingga viral di beberapa media.
Dari foto yang beredar, Fajar terlihat memberikan bantuan sembako di aula kantor Camat Binjai Timur bergambar stiker wali Kota Binjai, Amir Hamzah yang merupakan incumbent.
Aksi heroik alumni STPDN itu pun mendapat kritikan dan sontak membuat geger kalangan masyarakat. Pun begitu Fajar dinilai telah melanggar Peraturan Pemerintah (PP) No.94 tahun 2021 tentang Peraturan Disiplin PNS hingga terancam dicopot.
Sementara, Fajar Mukhlif Lubis saat dikonfirmasi serangkainews.com terkait aksi black Campaign (Kampanye Hitam) yang mendompleng foto walikota Binjai, Amir Hamzah selaku disebut-sebut adalah pamannya, hingga berita ini di terbitkan tidak mau menjawab.(Rs005).
