Jauh Dari Pengawasan, Pencurian Berondolan di Kebun Sawit Langkat Meningkat, Diduga Terjadi Kongkalikong

76 0

Sumatera Utara.SRN I Nasib Karyawan atau yang di sebut bawahan oleh sekelompok menajemen Kebun jajaran PTPN III memang masih menjadi buah bibir di masyarakat. Senin, (28/4).

Sering sekali karyawan atau disebut bawahan dan masyarakat sekitar diduga dikambinghitamkan oleh menajemen Kebun sebagai orang yang banyak melakukan kesalahan seperti pencurian berondolan sawit, namun pada dasarnya dilokasi tanaman luput dari pengawasan menajemen kebun.

Salah satunya di Afd VIII Kebun Sawit Langkat yang banyak dikelilingi areal perkampungan dan sudah tidak menjadi rahasia umum lagi sering terjadi dugaan praktek kongkalikong pencurian berondolan sawit antara oknum karyawan dengan masyarakat sekitar kebun atau di luar kebun.

Sayangnya, praktek ini sudah berlangsung lama mulus berjalan hingga penadah berondolan sawit di Kebun Sawit Langkat tidak pernah tersentuh hukum melainkan karyawan dan masyarakat menjadi tumbal hingga berbuntut pada kerugian yang masuk pada laporan tahunan kebun.

Ternyata Praktek dugaan kongkalikong ini dilakukan dengan modus operandi gaya lama. Dimana beberapa petugas pemanen di Afd VIII Kebun Sawit Langkat diduga sengaja tidak melakukan pembersihan untuk pengambilan sisa hasil panen (Berondolan Sawit) di piringan.

Nantinya sisa hasil panen tidak bersih atau yang disebut berondolan sawit hampir rata-rata banyak di temukan di areal piringan pohon sawit, lalu setelah pemanen pulang kerja, masyarakat sekitaran kampung masuk dan mencuri brondolan sawit yang tertinggal di sekitar piringan pohon.

Mirisnya, kejadian ini lepas dari kontrol pihak manajemen maupun pengamanan kebun. Padahal sistem dan organisasi panen di lingkungan PTPN IV Regional 2 sudah diberikan pedoman melalui SE Panen.

Beberapa warga masyarakat sekitar dikonfirmasi serangkainews.com membenarkan banyaknya berondolan sawit yang keluar dari kebun dan diduga dijual ke Penadah, namun penadah tak pernah di tangkap.

“Macam manalah bang mau untung perusahaan, Banyak kali berondolan sawit yang keluar kebun. Seperti disengaja ini bang.tidak ada pengawasan dari kebun ” kata beberapa warga kepada serangkainews.com.

Sama halnya dikatakan oleh salah satu sumber dilokasi. Sumber menyebutkan bahwa banyak berondolan sawit keluar dari kebun di Afd VIII lantaran jauh dari pengawasan.

“Macam manalah bang, target produksi bisa tercapai, banyak kali berondolan sawit keluar dari kebun, seperti di setting sengaja ini bang, atau diduga upaya sabotase kepada kami agar kami yang terimbas bang” ungkap sumber.

Disinggung wartawan kenapa tidak dilaporkan kepada asisten Afdeling, ia menyebutkan takut di bilang cari muka dan laporan juga tidak di tanggapi.

“Nanti kami lapor dibilangnya kami cari muka bang. Malah laporan kami tidak ditanggapi asisten afdeling atau pengamanan. Mungkin mereka juga sudah tahu bang” katanya.

Ditanyakan wartawan banyaknya berondolan keluar apakah lantaran pihak menajemen jarang melakukan pengawasan ke lapangan??, ia membenarkan bahwa luput dari pengawasan.

“Jarang kali askep, asisten, mandor I atau mandor panen keliling ke dalam blok bang. Mereka di kantor saja sambil main hp asisten itu kerjanya mungkin bang. Ini jelas permainan bang, atau ada dugaan sabotase. Mungkin ada atasan atau pengamanan juga berperan ikut terlibat untuk berkolaborasi mendapatkan untung” sambung sumber dengan sedikit geram.

Sementara, pantauan awak media jelas terlihat hampir seluruh piringan pokok sawit berondolan nya tidak dikutip sama sekali, jelas ini sangat merugikan perusahaan.

Padahal jika berondolan itu dikutip bersih oleh pemanen dan menjadi hasil produksi barang, tentu bisa membantu program MBG (Makan Bergizi Gratis) Presiden Prabowo.

Selain target tidak tercapai, kejadian tersebut dapat mengakibatkan penurunan produktivitas. Padahal Perusahaan telah mengeluarkan biaya yang sangat besar mulai dari rekrutmen asisten, gaji dan biaya sosial karyawan, biaya pengamanan tetapi kinerja yang dihasilkan sungguh sangat memprihatinkan.

Kondisi ini diperburuk dengan pihak manajemen PTPN IV Regional 2 dan Manejer Distrik 2 yang terkesan tutup mata dan tidak ambil pusing permasalahan ini, mereka seakan tidak malu digaji besar tetapi kinerjanya jeblok atau amburadul.

Apalagi selama ini keberhasilan yang digembor-gemborkan Direktur Utama PTPN III Holding maupun PTPN IV PalmCo ternyata diduga hanya isapan jempol belaka. Disisi lain menyebutkan kinerja keuangan yang katanya selalu membaik dari tahun ke tahun diduga hanya ditopang dari peningkatan harga jual CPO.

Padahal di lapangan banyak terjadi loss profit akibat kinerja pengawasan dan prilaku negatif dari karyawan.
Diharapkan Meneg BUMN dan Komisi VI DPR RI melakukan evaluasi menyeluruh di jajaran PTPN III Holding dan PTPN IV PalmCo.

Sayangnya, tim serangkainews.com melakukan konfirmasi kepada Kepala Bagian Tananam PTPN IV regional 2, Irvan Faisal dan Raja Suandi Purba selaku Menajer Distrik II terkait beberapa permasalahan sulit untuk menjawab. Hal ini menjadi preseden buruk bagi kinerja pimpinan dan layak untuk di copot.(Red/tim).

Related Post

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *