Sumatera Utara.SRN I Saat ini kita ketahui bersama di mana-mana banyak pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh Perusahaan atau majikan tempat para pekerja bekerja.
Selain banyak ditemukan pemutusan hubungan kerja secara sepihak, di Indonesia banyak juga ditemukan
karyawan yang tidak mendapatkan hak- haknya sedangkan statusnya masih karyawan atau pekerja dilingkungan perusahaan tersebut namun tidak bisa berbuat apapun.
Berdasarkan hasil investigasi dan monitoring wartawan dilapangan, ada menemukan beberapa dugaan pelanggaran dilingkungan PTPN IV.
Dalam pantauan wartawan dilapangan, dilingkungan PTPN IV banyak juga ditemukan berbagai macam persoalan, mulai dari dugaan kesenjangan sosial antara atasan dengan bawahan, dugaan ketidak profesionalan pihak jasa pengamanan dilapangan, dugaan banyaknya Kebun-Kebun yang ditemukan terbengkalai dan tidak terawat, dugaan banyaknya pembiaran berondolan buah sawit yang tidak diambil oleh petugas, sampai akhirnya persoalan yang sangat penting yaitu persoalan hak-hak para tenaga kerja yang terabaikan.
Lebih parahnya lagi terlihat rumah dinas yang ditempati para karyawan dan atau pekerja yang tinggal dilingkungan Kebun PTPN IV sudah tidak layak huni, dimana kondisi rumah dinas tersebut bangunannya sudah banyak retak dan bocor sengnya, seperti yang dikeluhkan salah satu karyawan yang tidak mau menyebutkan namanya ke wartawan serangkainews.com
“Dengan kondisi yang tidak layak huni tersebut, kami sudah sering sampaikan kepada atasan namun atasan selalu mengatakan, bekorbanlah sedikit, masak perbaiki rumah yang ditinggali sendiri tidak bisa, padahal dia (atasan) tahu berapalah gaji kami, apalagi darimana ketentuannya jika kami harus perbaiki rumah dinas sendiri” katanya.
Selian itu, gaji yang juga tak kunjung naik hingga membuat para buruh kerja di PTPN IV semakin mengeluh.
“Selain itu bang diluar gaji pokok, kami akan mendapatkan gaji tambahan atau gaji premi jika kami bekerja melebihi dari jam dinas yang ditentukan oleh pihak kebun atau melebihi borongan, tapi ironisnya dari dahulu sampai sekarang preminya tidak pernah naik padahal saat ini semua serba mahal dan semua harga serba naik” jelasnya sambil nada ketus.
Hasil investigasi dan pantauan dilapangan (11/05/2025) kondisi rumah dinas karyawan PTPN IV Regional 2 di Emplasmen Bah Jambi tampak sangat memprihatinkan dan tidak layak huni, dimana pada saat mengitari kebun kondisi saat itu sedang turun hujan sehingga terlihat jelas air hujan masuk kedalam rumah melalui tembok yang retak dan atap yang bocor.
Kemudian tak hanya disitu saja, ketika melintas di afdeling 6 Kebun Dolor Ilir terlihat karyawan sedang bekerja memanen buah sawit padahal diketahui hari itu merupakan hari libur nasional dan cuti bersama Waisak.
“Di sini kalau bagi kami yang memanen ini tidak ada istilah hari libur bang, semua hari kalender sama, mau hari kalender hitam, merah, kami tetap bekerja bg, jangankan hari libur, bahkan dari hari senin sampai hari sabtu kami sudah capek bekerja, pas hari minggunya pun kami tetap bekerja disuruh asisten. Nanti kalau kami tidak mau, kami bisa diskorsing dan dikasih surat peringatan dengan alasan tidak loyal ke perusahaan”ujar salah seorang karyawan yang merahasiakan namanya.
Ia menuturkan bahwa lokasi di lapangan kerja pemanenan sudah banyak di tumbuhi gulma dan tumbuhan liar lainnya hingga mengganggu proses pemanenan. Hal ini katanya lantaran lokasi kebun yang
Tidak di rawat.
“Tapi lihatlah bang kondisi dilapangan, semua semak, ancak dan piringannya pun semak, kayakmanalah nasib kami ini abang lihat, dimana mana semak jangankan mau memanen bang, mengutip berondolan pun susah”. tegasnya.
Dilokasi afdeling 6 Kebun Dolor Ilir terlihat semak dan ada sebagian gulma yang naik sampai keatas pohon, dan banyak bekas buah berondolan tidak dikutip bersih dan berserakan di tanah berumput.
Saat berbincang-bincang dengan karyawan yang sedang bekerja, sempat ditanyakan keberadaan dan peran serikat buruh dalam menerima aspirasi para karyawan di Kebun.
“Di sini ada serikat buruh bang, namanya Spbun namun percuma mengadu sama mereka bang, tak digubris bang. Bahkan pengurus Spbun selalu pasrah bang, katanya kalau kami nggak kerja minggu, kami bisa diskors, kemudian bisa dikasih surat peringatan bahkan yang lebih parahnya lagi kami bisa tidak naik golongan, alasannya karena tidak loyal sama perusahaan bang.” Ujarnya dengan lesu.
Jauh dikatakan mereka berharap agar Presiden RI, menteri BUMN di Jakarta peduli kepada nasib buruh khususnya di lingkungan PTPN IV yang saat ini semakin parah agar para buruh dapat penghidupan yang layak.(Red).