Binjai.SRN I Pembangunan kantor BPJS Ketenagakerjaan di Kota Binjai menjadi perhatian publik. Pasalnya, bangunan konstruksi kantor BPJS Tenaga Kerja yang menelan anggaran milyar rupiah menggunakan scaffolding bambu.
Parahnya, bangunan yang kini sudah mencapai 60 persen itu tidak di tegur atau ditindak oleh Konsultan pengawas dari PT. Artek Utama Engineering Cosltant lantaran di sinyalir adanya dugaan kongkalikong dalam proses pembangunan kantor BPJS Tenaga Kerja di Kota Binjai.
Dilokasi pembangunan konstruksi kantor BPJS Tenaga Kerja yang dikerjakan oleh PT.Uniteknindo Inti Sarana dengan pagu anggaran sebesar Rp.5.400.000.000 diduga tidak sesuai spek kerja.
Terlihat bangunan tersebut bukan menggunakan scaffolding yang terbuat dari besi yang telah di atur dalam sistem perencanaan pembangunan konstruksi tinggi.
Bahkan dilokasi saat melakukan polesteran kerja dan pemasangan panel kabin bangunan, tidak terlihat adanya scaffolding yang terbuat dari besi sebagai bentuk kenyamanan kerja diluar pengerjaan gedung.
Dimana scaffolding besi, atau sering disebut scaffolding baja, adalah pilihan populer karena kekuatannya yang tinggi dan kemampuannya menopang beban berat dan cocok untuk proyek konstruksi tinggi dan berat.
Sementara scaffolding bambu yang banyak digunakan di beberapa negara Asia, termasuk Indonesia, digunakan untuk proyek-proyek yang tidak terlalu tinggi atau untuk pekerjaan yang membutuhkan fleksibilitas.
Terpisah, Kejaksaan Negeri Binjai melalui Kasi Intelijen, Novrianto Sihombing,SH saat di datangi wartawan di kantornya terkait adanya pembangunan Kantor BPJS Tenaga Kerja di Kota Binjai yang dibangun menggunakan scaffolding bambu akan mengeceknya.
“Terimakasih infonya bang.nanti kita cek ya”kata Novrianto.
Sementara Kepala BPJS Tenaga Kerja, Sarifah Wan Fatimah saat di datangi wartawan tidak dapat ketemu lantaran sedang ada urusan dikantor BAZNAS Kota Binjai.Begitu juga dengan Topsan, tidak berada ditempat atau sedang keluar.(RS05).
