Sumber foto : Meta Ai
Binjai.SRN I Hingga 6 bulan berlalu dugaan kasus kematian ibu dan balita tertimpa patahan tiang listrik di Kota Binjai diduga tidak dirawat masih menimbulkan kesedihan yang mendalam.

Kasus yang telah bergulir secara tertutup di DPRD Kota Binjai dan Polres Binjai ini pun dinilai tidak melindungi warga Kota Binjai dari ancaman patahan tiang listrik yang disebut-sebut tidak ada anggaran perawatan.
Harusnya kasus ini menjadi atensi Walikota Binjai, DPRD Kota Binjai, Kepolisian dan Kejaksaan Kota Binjai agar kematian tertimpa patahan tiang listrik tidak terulang kembali di wilayah Kota Binjai.
Menanggapi hal ini, Praktisi Hukum Azaaro Bate’e, SH sangat menyangkan sikap Pemerintahan Kota Binjai yang tidak tanggap dan peduli untuk melindungi warganya dari bahaya dan ancaman patahan tiang listrik yang puluhan tahun terpasang tidak ada perawatan.
Menurut Azzaro Bate’e bahwa pelaksanaan kegiatan untuk perawatan Tiang Listrik tersebut harusnya menjadi Atensi Walikota dan Stakeholder Kota Binjai untuk menjamin keselamatan warganya.
“Kita sangat menyayangi sikap Pemerintah Kota Binjai yang tidak tanggap dan perduli terhadap kasus kematian ibu hamil tertimpa tiang listrik. Apalagi kasus ini sudah RDP namun tertutup, seakan membela rakyat, tapi nyatanya melukai rakyat” ujar Bate’e kepada serangkainews.com, Jum’at, (13/6).
Harusnya kasus tersebut dibahas dan meminta kepada PLN untuk mengusulkan perawatan tiang listrik yang di bangun dari tahun 1987.
“siapa yang menjamin saat ini tiang itu masih kuat???.dari tahun 1987 sampai sekarang, seharusnya ada perawatan agar bisa di tes tekanan atau kekuatan tiang itu lagi. Kalau sudah tidak sesuai, ya bongkar saja, agar jangan memakan korban”katanya kepada Serangkainews.com.
Bate’e menyayangi bahwa Pemerintah Kota Binjai melihat kasus kematian ibu dan balita tertimpa patahan tiang listrik ini hanya kejahatan biasa, namun ini adalah tanggung jawab serius kepada masyarakat.
“Itu fakta, kenapa, karena sampai saat ini benar tiang itu tidak ada perawatan. Jadi unsur pidananya sudah ada, kelalaian mengakibatkan orang mati.nah, kenapa kasus ini seperti kasus biasa??. Ada apa ??, Nah ini yang menjadi kekhawatiran kita kedepan. Bagaimana Pemko Binjai dan DPRD Kota Binjai bisa melindungi warga kita kalau seperti ini yang terjadi” kata Bate’e.
“Apa mungkin ribut lagi kalau ada korban yang mati akibat patahan tiang listrik di Kota Binjai???. Dimana fungsi keperdulian Pemko Binjai dan DPRD Kota Binjai, kok Seperti macan ompong???.kita minta agar melindungi warga Kota Binjai, panggil kembali Kepala PLN-nya dan minta pertanggung jawaban untuk perawatan tiang listrik.kalau seperti ini kan sudah pelanggaran. Dan Polres Binjai harusnya serius menangani kasus ini, baik ada laporan atau tidak ada laporan.artinya pemberitaan itu kan bisa jadi Pengaduan Masyarakat (Dumas)” katanya.
Sebelumnya, kasus kematian ibu dan anak akibat tertimpa patahan tiang listrik terlihat sepi tak bersuara. Namun kasus itupun yang harusnya menjadi perhatian serius, kini berbalik seperti kasus biasa.
Sayangnya lagi, Perusahaan plat merah tersebut ternyata tidak ada anggaran untuk perawatan tiang listrik yang telah dibangun sejak tahun 1987 hingga sekarang masih terlihat berdiri. Sementara Darwin menyebutkan bahwa tiang
“Ia tiang itu sudah lama, pengadaannya dari PLN Sumut. Terkait tiang listrik itu masih layak karena sudah kami hitung (ukur) kekuatan beton dari tiang yang ada di jalan Pacul. Jadi kami (PLN) juga masih mencari penyebab patahnya tiang listrik itu” ungkap Darwin menyahuti pernyataan wartawan.
“Tidak ada di atur dalam peraturan PLN atau Permen ESDM. Makanya masih di gunakan tiang itu. Kami juga sudah ukur kekuatan tiang itu, dan ternyata hasil ukuran kami tiang itu masih layak. Jadi tidak ada aturan dari PLN tiang itu di ganti dengan waktu yang di tentukan”sebutnya.
Meskipun begitu, kasus ini diminta menjadi perhatian serius agar Mabes Polri melalui Polda Sumatera Utara dapat mengambil alih kasus kematian ibu dan balita tertimpa patahan tiang listrik di Kota Binjai.
Sementara, diketahui meskipun digadang – gadang terlibat kasus kematian Ibu dan balita tertimpa patahan tiang listrik, Kepala UP3 Binjai, Darwin Simanjuntak malah dihadiahi naik gread posisi jabatan sebagai Kepala PLN UP3 Purwakarta.
Hal ini menjadi pertanyaan serius dan menimbulkan kecurigaan yang mendalam bahwa PLN UID Sumatera Utara sedang tidak baik-baik saja.(Bersambung).