Sumut. SRN I Peringatan Hari Tanpa Tembakau Internasional menjadi momentum masyarakat untuk mengenal bahaya daripada penggunaan tembakau dan nikotin. Sabtu, (31/5).
Meskipun peringatan Hari Tanpa Tembakau Internaisonal sedang digalakan hingga sampai mancanegara, namun pecinta Tembakau dan Nikotin semakin ramai hingga menyasar kepada anak di bangku sekolah dan sulit untuk di berantai.
Dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Internasional tahun ini, membangkitkan sebagain narasi pentingnya menjaga kesehatan dari bahaya Tembakau dan Nikotin yang saat ini telah melanda di seluruh dunia.
Sekretaris DPW Sekber Wartawan Indonesia (SWI) Provinsi Aceh, Adhifatra Agussalim, CIP, CIAPA, CASP, CPAM, C.EML mengajak seluruh elemen masyarakat Aceh, khususnya insan pers, untuk lebih aktif mengedukasi publik mengenai bahaya tembakau dan strategi manipulatif industri rokok dan nikotin.
Dengan mengusung tema “Mengungkap Daya Tarik, Membongkar Taktik Industri Tembakau dan Nikotin,” Adhifatra Agussalim, CIP, CIAPA, CASP, CPAM, C.EML mengajak warga masyarakat khususnya Negara Indonesia untuk lebih memperhatikan bahaya pengguna rokok kepada masyarakat.
Adhifatra yang juga aktif di Indonesian Risk Management Professional Association (IRMAPA) menekankan bahwa industri tembakau terus melakukan berbagai pendekatan melalui pemasaran yang menyasar kepada anak muda dan kelompok rentan.
Tidak sedikit para industri tembakau menyulap kemasan agar tampil menarik, serta memberikan pelayanan seperti sponsor event untuk membangkitkan daya tarik pengguna hingga berani mengeluarkan biaya yang fantastis untuk promosi terselubung di media sosial.
“Kita harus membuka mata dan menyadarkan publik bahwa di balik kemasan dan citra keren yang ditampilkan, tersembunyi ancaman serius terhadap kesehatan generasi kita,” ujarnya, didampingi Pengurus SWI Sumatera Utara.
Pria kelahiran Aceh inipun menyoroti peran penting media dalam membongkar taktik industri tembakau.
“Wartawan bukan hanya peliput, tetapi juga agen perubahan. Media harus berani bersikap kritis terhadap iklan terselubung, praktik pemasaran yang menyesatkan, dan lemahnya regulasi yang masih memberi celah bagi produk tembakau menjangkau anak-anak dan remaja,” kata Adhifatra.
Lebih lanjut, DPW SWI Aceh mendukung penuh kampanye pengendalian tembakau dan mendesak pemerintah daerah khususnya Pemerintah Aceh untuk lebih serius menegakkan Qanun (Perda-Red) Kawasan Tanpa Rokok (KTR), membatasi iklan rokok secara tegas, serta meningkatkan edukasi publik di lingkungan sekolah, dayah (Ponpes-Red), dan komunitas.
“Momentum Hari Tanpa Tembakau Internasional ini adalah kesempatan penting untuk mendorong langkah nyata. Kita ingin generasi Aceh yang sehat, cerdas, dan terbebas dari jerat nikotin,” tutupnya.(Rs05/rel)