Sumatera Utara.SRN I Masih ingatkah kita dugaan kasus kematian ibu dan balita tertimpa tiang listrik di Kota Binjai diduga tidak adanya anggaran perawatan. Kini kasus kematian tersebut senyap di Polres Binjai hingga tak satupun ada tersangka.
Keganjalan tersebut juga ditunjukan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) oleh Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRD) Binjai, yang digelar secara tertutup hingga masyarakat,LSM dan wartawan bertanya-tanya dan takut kejadian terulang lagi lantaran tidak ada anggaran perawatan dari perusahaan plat merah.
Kasus tersebut menuai kaca mata publik. Sebab, baik Pimpinan PLN UP3 Binjai, Darwin Simanjuntak dan DPRD Kota Binjai telah menyebutkan bahwa PLN UP3 Binjai tidak ada anggaran perawatan untuk tiang listrik sehingga dikhawatirkan tiang PLN yang sudah puluhan tahun tidak terawat, kembali timbulkan korban lantaran tidak ada perawatan.
Lucunya, meskipun terlibat dugaan kasus kematian ibu dan balita lantaran tidak ada anggaran perawatan tiang listrik dari PLN UP3 Binjai, Darwin Simanjuntak malah dihadiahi naik jabatan menjadi Kepala PLN UP3 Purwakarta hingga kasus tersebut diam tak bersuara tanpa ada tersangka di Polres Binjai.
Terkait hal itu, Humas PLN UID Sumatera Utara, Surya Syahputra Sitepu dikonfirmasi terkait kasus kematian Ibu dan Balita yang tewas akibat tertimpa tiang listrik memilih bungkam
Tidak hanya Surya, Kapolres Binjai, AKBP Bambang C Utomo juga lebih memilih bungkam terhadap kasus tersebut hingga kasus itu akan terlihat berulang tahun di Polres Binjai.
Menanggapi hal itu, Praktisi Hukum Kota Binjai, Azaro Bate’e, SH Menyayangi pihak PLN UP3 Binjai yang tidak ada anggaran perawatan tiang listrik hingga dikhawatirkan akan kembali terjadi.
“Kita sangat menyayangi pihak PLN UP3 Binjai yang tidak ada menganggarkan anggaran perawatan tiang listrik yang umurnya sudah terlalu tua. Apalagi pengerjaannya kita lihat berdasarkan keterangan kepala UP3 Binjai, Darwin Simanjuntak di media speknya berbeda karena dari tahun 1987 di pasang. Artinya apa, ada kekhwatiran kita kejadian tersebut terulang kembali”kata Bate’e.
“Harusnya itu di anggarkan. Nah ini sudah kejadian dan telah menyebabkan ibu dan anak meninggal dunia. Tidak bisa sesukanya hanya memberikan bantuan uang kepada korban, dianggap selesai. Harusnya ini masuk kedalam anggaran kerja, karena ada resiko kerja” tegas Batee.
Pria berambut ikal inipun meminta agar Kepala PLN UP3 Binjai menganggarkan anggaran perawatan tiang listrik di kota Binjai agar tiang listrik yang terpasang sejak tahun 1987 dapat terjaga hingga tidak terulang kembali kasus yang sama.
“Kita meyakini bahwa sebenarnya ada perjanjian PLN kepada vendor untuk perawatan tiang listrik miliknya karena itu adalah bagian dari resiko di lapangan, namun terkesan tertutup. Jadi kita minta agar Kepala PLN UP3 Binjai menganggarkan perawatan tiang listrik tersebar di Kota Binjai”terangnya
Disinggung terkait tidak adanya tersangka terhadap kasus kematian Ibu dan balita di Kota Binjai, Bate’e maminta agar kasus ini menjadi PR buat Kapolres Binjai, jika memang tidak mampu, kita meminta agar Polda Sumatera Utara mengambil alih kasus tersebut agar ada tersangkanya.
“Jika tidak berjalan pemeriksaannya di Polres Binjai dan tidak ada tersangkanya, maka kita minta agar Polda Sumatera Utara mengambil alih kasus tersebut agar terang benderang, jangan karena menjadi vendor dalam pengawasan P2TL, kasus tersebut tak bersuara. Apalagi Darwin Simanjuntak dihadiahi menjadi kepala UP3 Purwakarta. Jadi masyarakat Kota Binjai bertanya-tanya apakah kasus tersebut melempem, atau masih berlanjut” katanya mengakhiri.(RS05).