Tak Dirawat Kondisi Kebun Sawit Langkat Afd VII PTPN IV Regional 2 Semakin Parah

62 0

Sumatera Utara.SRN I Sungguh mengherankan melihat sikap manajemen Kebun Sawit Langkat PTPN IV Regional 2.

Alih-alih bukannya melakukan perubahan terkait kondisi areal Afd VII yang memprihatinkan, malah sebaliknya seperti menantang dengan melakukan pembiaran terhadap kondisi yang ada.

Lebih parahnya kinerja manajemen Kebun Sawit Langkat seperti mempertontonkan kondisi areal kebun seakan dirawat namun kenyataannya tidak.

ketika dikonfirmasi wartawan, pihak manajemen PTPN IV Regional 2 tidak ada yang merespon, seakan mengabaikan fungsi kontrol sosial media yang dilindungi UU.

“Harus menjadi perhatian serius jajaran direksi PTPN Group ini.
Apakah manajemen PTPN IV Regional 2 tidak memahami fungsi media dalam melakukan kegiatan jurnalistik ataupun kontrol sosial pada lembaga publik” demikian seorang sumber ketika dimintai tanggapannya atas sikap manajemen PTPN IV Regional 2 kepada serangkainews.com.

Tidak hanya itu, ketika wartawan serangkainews.com kembali mencoba menelusuri areal Afd VII Kebun Sawit Langkat menemukan kondisi yang lebih parah lagi.

Pantauan serangkainews.com nampak areal seperti tidak pernah dirawat dalam jangka waktu yang lama. Banyak gulma kayuan yang tumbuh subur di gawangan maupun piringan kelapa sawit. Apalagi areal yang dikunjungi merupakan areal jurangan.

“Orang awam saja pasti tahulah kondisi areal seperti itu sangat mengganggu tanaman. Tentu pertumbuhan tanaman dan produksinya juga pasti terdampak.” ungkap sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.

“Lihat saja tanaman kelapa sawit yang ada batangnya kecil dan kurus, Daun kelapa sawitnya juga kecil-kecil dan warnanya agak kuning. Jelas itu menandakan pupuk untuk tanaman kelapa sawitnya juga diserap gulma yang tumbuh di gawangan atau piringan” sambungnya.

Terlihat juga bahwa gulma yang mengganggu tumbuh di batang tanaman kelapa sawit sehingga dipastikan tidak dirawat.

“Selain mengganggu tanaman kelapa sawit tumbuhan gulma juga bisa mempersulit karyawan bekerja terutama pekerja panen dan pupuk. Kalau asisten dan para mandor sih cuma keliling-keliling di jalan saja. Jadi mereka selalu merasa nyaman” sambung sumber dengan nada ketus.

Lebih mirisnya lagi wartawan menemukan buah kelapa sawit yang sudah dipanen 3 hari masih tergeletak di tanah dan belum diangkut ke PKS. Jelas ini merugikan perusahaan dan juga pemanen. Padahal dari pantauan wartawan jalan untuk akses buah kelapa sawit tidak rusak dan bisa dilalui oleh truk.

Menurut sumber buah yang tidak diangkut selama 3 hari tentu akan mengurangi timbangan dan asam lemak basa nya menjadi tinggi, sehingga mutu produksi CPO menjadi rendah dan harga jualnya juga rendah.

“Itu juga berpengaruh bang kepada pendapatan tukang panen yang telah bersusah payah memanen buah menjadi kecil akibat timbangan buah sawitnya turun.Belum lagi dihitung kerugian perusahaan dari pupuk. Jelas pupuk yang ditaburkan pasti asal-asalan karena kondisi piringannya semak begitu”ujarnya.

Menanggapi hal ini, Martin salah seorang warga Sumatera Utara pemerhati perkebunan mengungkapkan kekecewaannya terhadap perusahan Plat Merah yang telah di berikan anggaran untuk melakukan perawatan sebagai upaya peningkatan produksi tanaman dan kualitas buah.

“Kita sangat kecewa sekali. Mereka PTPN itu sebagai Perusahaan plat merah harusnya lebih-lebih dari swasta. Dari segi tananam, perawatan dan hasilnya, Tetapi kami menduga dengan kondisi yang terlihat ini sangat memprihatinkan, seperti tidak dirawat” kata Martin.

Martin juga menyimpulkan bahwa adanya dugaan pengerjaan fiktif jika dilihat dari kondisi lahan kebun yang ada.

“Kondisi seperti ini sepertinya tidak ada perawatan bang, Seperti pengerjaan fiktif ini bang, tidak dirawat, gulmanya seperti hutan, hingga sulit untuk proses pemanenan.ini jelas merugikan perusahaan” katanya sambil tersenyum.

Pria bertumbuh kurus inipun meminta kepada Kementerian BUMN di Jakarta, Erick Thohir agar segera memproses dan memeriksa kondisi Kebun Sawit Langkat yang sudah tahunan tidak di rawat.

“Kita minta kementerian untuk mengevaluasi dari mulai petinggi di Jajaran PTPN IV karena tidak becus bekerja hingga merugikan perusahaan. Dan kondisi ini jelas terkesan di tutup-tutupi oleh menajemen itu sendiri agar tidak sampai ke telinga petinggi BUMN. Nah dengan seperti ini, saya rasa akan merubah niatan Menteri BUMN Erik Tohir untuk segera tanggap. Apalagi gaji mereka sangat besar. Namun kerjanya tidak sesuai, ini yang tidak adil melihatnya”pinta Martin mengakhiri.(Tim).

Related Post

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *